Ring ring
loading...


» » Sepasang Sendal

Sepasang Sendal

Ruang Hati
Sepasang-Sendal.jpg Sepasang sendal duduk berdampingan melepaskan lelah di depan pintu rumah tuannya. Mereka baru saja menemani tuannya berjalan-jalan dari pagi hingga petang, menyusuri jalan-jalan yang sering mereka lewati sepanjang hari. Saat senja mulai datang, dan keheningan hadir di antara mereka ; mereka melakukan percakapan kecil.

Saudara sekandungku, katakan padaku, apakah kau melihat jejakku tadi ketika kita menemani tuan berjalan-jalan?” tanya sendal kanan memulai pembicaraan.

“Sungguh aneh pertanyaanmu hari ini, Saudaraku. Sudah tentu aku melihat jejakmu tadi. Katakan padaku, ada apa denganmu?” kata sendal kiri pada saudaranya.

“Saudaraku, apakah kau dapat melihat jejakmu ketika kita berjalan tadi?” ujar sendal kanan lagi.

Sendal kiri terdiam beberapa saat lamanya. Keningnya berkerut seolah mengingat sesuatu yang sudah lama terjadi. Ia mendesah sebelum berkata, “Maafkan aku, Saudaraku, sesungguhnya hal ini sudah lama ingin aku ceritakan kepadamu, tetapi aku takut kau menyebutku orang yang gila. Mungkin hal inilah menjadi sumber penyebab pertengkaran di antara kita.”

Tahukah kau, apa yang menyebabkan jejak kakiku tak dapat dilihat oleh mataku ; dan jejak kakimu tak dapat dilihat oleh matamu.?” tanya sendal kanan kepada sendal kiri.

Mungkin angin penyebabnya, yang bertiup terlalu kencang sehingga jejak kita tertutupi kabut,” jawab sendal kiri.

“Atau boleh jadi penyebabnya bersumber dari tanah yang kita pijak. Karena merasa terusik oleh kebisingan derap langkah kita, sehingga dia enggan menyimpan jejak kita di jantungnya,” kata sendal kanan.

“Atau kedua-duanya menolak kehadiran kita,” ujar sendal kiri.

Dari dalam rumah terdengar suara langkah sepasang kaki milik tuan mereka ; dan tangannya memegang sebatang sapu. Sepasang sendal itu menatap tuan mereka dengan tatapan penuh tanya. Sendal kanan berkata pada tuannya, “Tuan, apa yang hendak Anda lakukan dengan sapu itu?

Aku ingin membersihkan lantai rumahku dari debu-debu hitam jejak kakiku agar mata jiwaku menemukan kebeningannya yang jernih,” jawab tuan mereka. Lalu dengan sapu di tangannya, ia mulai membersihkan lantai rumahnya.

Oh, sungguh Anda sangat beruntung, Tuan, karena dapat melihat jejak kaki tuan sendiri. Sedangkan mata kami berdua hanya dapat melihat jejak langkah dari pasangan kami,” sendal kiri menimpali.

Hanya mata hati yang jernih yang terlahir dari kebeningan jiwanya yang dapat menyelami di kedalaman jiwanya sendiri dan melihat jejak kakinya..,Bukankah kebeningan air kolam memantulkan rupa wajah?” ujar tuan mereka.

Lalu sepasang sendal itu saling menatap satu dengan yang lainnya. Masing-masing dari mereka bertanya pada diri mereka sendiri, lalu mereka berkaca pada cermin hati mereka, dan seketika itu juga mereka menemukan kebeningan jiwa mereka di balik kabut. Ketika mereka menyatukan keduanya ke dalam mata mereka, mereka dapat melihat kedua jejak kaki mereka. Keesokan harinya, ketika menemani tuan mereka berjalan-jalan di sepanjang jalan kota, mereka selalu berjalan beriringan dengan damai, tanpa ada satu perselisihan di antara mereka; mereka dapat melihat keburukan dan kebaikan masing-masing dari mereka; dan ketika tuan mereka mengetahui semuanya itu, betapa bahagiannya dia.

Ruang Hati
Sumber : Kompasiana.com
Judul Sepasang Sendal
Author Ditulis Oleh : Blog K-J 2016-05-06 18:26:01
Rating 3 / 5
Back to posts
Facebook Comments Plugin

Share On

 
 


Propellerads
Lazada Indonesia

Atas25/04/24